
Grupa Azoty Kedzierzyn-Kozle Incar Gelar Keempat di CEV
Grupa Azoty Kedzierzyn-Kozle Incar Gelar Keempat di CEV. CEV Champions League adalah kompetisi voli paling bergengsi di Eropa, tempat klub-klub terbaik bertarung untuk memperebutkan mahkota benua. Di tengah persaingan sengit ini, Grupa Azoty Kędzierzyn-Koźle, tim voli pria asal Polandia, telah menjelma menjadi kekuatan dominan dengan tiga gelar juara dalam sejarah mereka. Kini, di musim 2024/2025, tim yang dikenal sebagai ZAKSA ini mengincar gelar keempat untuk mengukuhkan status mereka sebagai salah satu klub terhebat dalam sejarah voli Eropa. Artikel ini akan mengupas perjalanan ZAKSA menuju ambisi besar ini, kunci keberhasilan mereka, tantangan yang dihadapi, dan dampaknya terhadap voli Polandia.
Dominasi ZAKSA di CEV Champions League
Grupa Azoty Kędzierzyn-Koźle membuat sejarah pada 2021 dengan menjadi klub Polandia pertama yang memenangkan CEV Champions League, mengalahkan Trentino Itas dalam final di Verona. Kemenangan ini diikuti oleh dua gelar beruntun pada 2022 dan 2023, menjadikan mereka salah satu dari sedikit tim yang mampu meraih tiga gelar berturut-turut, setelah Zenit Kazan dan Trentino Itas. Musim ini, ZAKSA kembali menunjukkan tanda-tanda dominasi. Mereka melaju mulus di babak penyisihan grup, mengalahkan tim-tim kuat seperti Cucine Lube Civitanova dan Lokomotiv Novosibirsk. Kemenangan krusial di perempat final melawan Ziraat Bankkart, dengan agregat 6-2, menegaskan kesiapan mereka untuk kembali bersaing di puncak.
Kunci Keberhasilan Tim
Keberhasilan ZAKSA tidak lepas dari kombinasi talenta individu dan strategi tim yang matang. Łukasz Kaczmarek, opposite hitter andalan, tetap menjadi mesin poin dengan rata-rata 20 poin per pertandingan, didukung oleh kapten tim Aleksander Śliwka yang serba bisa. Setter Marcin Janusz juga berperan besar dengan distribusi bola yang presisi, menciptakan peluang serangan yang mematikan. Pelatih Tuomas Sammelvuo, yang bergabung sejak 2022, membawa pendekatan taktis yang menekankan servis agresif dan pertahanan kokoh. Data musim ini menunjukkan ZAKSA mencatatkan rata-rata 5 ace dan 8 blok sukses per pertandingan, angka yang menempatkan mereka di puncak statistik liga. Selain itu, kedalaman skuad, dengan pemain seperti Norbert Huber dan Bartosz Bednorz, memungkinkan mereka tetap kompetitif meski menghadapi cedera.
Tantangan di Babak Semifinal
Meski tampil dominan, ZAKSA menghadapi tantangan berat di semifinal CEV Champions League musim ini. Mereka akan berhadapan dengan Jastrzębski Węgiel, rival domestik yang juga tampil impresif. Jastrzębski, yang dipimpin oleh Stephen Boyer dan Benjamin Toniutti, telah menunjukkan performa kuat dengan memenangkan 9 dari 10 pertandingan di musim ini. Dalam pertemuan sebelumnya di PlusLiga, ZAKSA menang 3-2 dan 3-1, tetapi Jastrzębski membalas dengan kemenangan 3-0 di final Super Cup. Selain itu, ZAKSA harus mewaspadai potensi kelelahan akibat jadwal padat di dua kompetisi, ditambah ancaman cedera pada pemain kunci seperti Śliwka, yang baru pulih dari operasi jari. Namun, pengalaman ZAKSA di laga-laga besar menjadi keunggulan mereka.
Dampak pada Voli Polandia: Grupa Azoty Kedzierzyn-Kozle Incar Gelar Keempat di CEV
Keberhasilan ZAKSA tidak hanya mengangkat nama klub, tetapi juga voli Polandia secara keseluruhan. Sebagai negara yang tergila-gila pada voli, Polandia kini memiliki panutan baru dalam ZAKSA, yang telah menginspirasi klub-klub lain seperti Asseco Resovia dan PGE Skra Bełchatów untuk meningkatkan standar mereka. Dukungan penggemar di Azoty Hall, yang selalu dipenuhi lebih dari 2.000 penonton, menciptakan atmosfer luar biasa yang mendorong performa tim. Keberhasilan ZAKSA juga meningkatkan minat generasi muda, dengan akademi voli lokal melaporkan lonjakan pendaftaran. Penjualan merchandise, terutama jersey Kaczmarek dan Śliwka, melonjak, menunjukkan popularitas tim yang terus meningkat.
Proyeksi Menuju Final: Grupa Azoty Kedzierzyn-Kozle Incar Gelar Keempat di CEV
Jika ZAKSA mampu mengatasi Jastrzębski di semifinal, mereka berpotensi menghadapi tim kuat seperti Sir Sicoma Monini Perugia atau Trentino Itas di final. Kedua tim ini memiliki sejarah panjang di CEV Champions League dan tidak akan menyerah begitu saja. Namun, dengan rekor impresif ZAKSA—memenangkan 9 dari 10 tie terakhir di babak knockout—dan semangat tim yang tak pernah padam, mereka memiliki peluang besar untuk mengulang sejarah. Kemenangan keempat akan menempatkan ZAKSA sebagai salah satu klub tersukses dalam sejarah CEV, hanya tertinggal dari Zenit Kazan dengan enam gelar.
Kesimpulan: Grupa Azoty Kedzierzyn-Kozle Incar Gelar Keempat di CEV
Grupa Azoty Kędzierzyn-Koźle sedang dalam misi untuk mengukir sejarah baru dengan mengincar gelar keempat di CEV Champions League. Dengan skuad berbakat, strategi cerdas, dan dukungan fanatik, mereka telah menunjukkan bahwa mereka adalah kekuatan yang harus diperhitungkan. Meski tantangan berat menanti, terutama dari rival domestik dan tim-tim elite Eropa, ZAKSA memiliki semua yang dibutuhkan untuk meraih kejayaan. Perjalanan mereka tidak hanya tentang memenangkan trofi, tetapi juga tentang menginspirasi voli Polandia dan meninggalkan warisan abadi di panggung Eropa.
You may also like
Sidebar
Sidebar
Recent Posts
LINK ALTERNATIF:
Leave a Reply